Pages

Subscribe:

Pengantar

Terima kasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.

Senin, 25 April 2016

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL “DU PONT CHART, SAHAM, OBLIGASI DAN REKSADANA”

A.           DU PONT CHART
Berikut contoh yang mungkin dapat memperjelas pemahaman tentang penggunaan ROI dengan Metode Du Pont Chart sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan: Manajemen PT Bintang Kejora, sebuah perusahaan distributor DVD Player yang berlokasi di Jakarta, pada awal tahun 2015 menyajikan laporan keuangan tahun 2012, 2013, dan 2014 sebagai berikut untuk kebutuhan penilaian kinerja manajemen secara keseluruhan :
Laporan Laba Rugi

2012
2013
2014
Penjualan
18.840.000.000
23.880.000.000
29.630.000.000
Harga Pokok Penjualan
(12.420.000.000)
(16.705.000.000)
(21.860.000.000)
Laba Kotor
6.420.000.000
7.175.000.000
7.770.000.000


Beban Operasi :
# Beban Pemasaran :
-          Gaji dan Komisi Wiraniaga
322.400.000
390.800.000
482.000.000
-          Gaji Staff Pemasaan
216.800.000
236.000.000
276.000.000
-          Beban Iklan
884.000.000
954.000.000
1.112.000.000
-          Beban Pengiriman
344.800.000
455.600.000
612.000.000

(1.768.000.000)
(2.036.400.000)
(2.482.000.000)

# Beban Administrasi dan Umum :
-          Gaji Direksi
686.800.000
728.000.000
740.000.000
-          Gaji Karyawan
484.000.000
515.000.000
568.000.000
-          Beban Listrik dan Telepon
156.000.000
177.000.000
198.000.000
-          Beban Lain-lain
118.200.000
143.240.000
176.000.000
-          Beban Bunga Uang
522.450.000
594.216.000
495.720.000

(1.967.450.000)
(2.157.456.000)
(2.177.720.000)

Laba Usaha
2.684.550.000

2.981.144.000

3.110.280.000


Pendapatan dan Beban Lain :
-          Pendapatan Bunga
18.200.000
22.400.000
26.000.000
-          Rugi Selisih Kurs
(22.400.000)
(37.800.000)
(43.000.000)

(4.200.000)
(15.400.000)
(17.000.000)

Laba Sebelum Pajak
2.680.350.000

2.965.744.000

3.093.280.000
Pajak
(670.087.500)
(741.436.000)
(773.320.000)
Laba Bersih
2.010.262.500
2.224.308.000
2.319.960.000)


Laporan Posisi Keuangan

2012
2013
2014
Kas
1.606.100.000
1.779.000.000
2.330.000.000
Piutang
865.400.000
1.264.300.000
1.342.000.000
Persediaan
398.500.000
494.000.000
365.000.000
Surat Berharga
245.000.000
280.000.000
390.000.000
Perlengkapan Kantor
11.800.000
13.300.000
17.000.000
Total Aset Lancar
3.126.800.000
3.830.600.000
4.444.000.000

Peralatan Kantor
158.700.000

192.000.000

210.000.000
Kendaraan
934.500.000
1.256.000.000
1.296.000.000
Bangunan
1.300.000.000
1.235.000.000
1.170.000.000
Tanah
280.000.000
280.000.000
280.000.000
Total Aset Tetap
2.673.200.000
2.963.000.000
2.956.000.000

Total Aset
5.800.000.000

6.793.600.000

7.400.000.000

Utang Usaha
67.500.000

305.800.000

126.000.000
Utang Bank – Jangka Pendek
860.000.000
720.000.000
824.000.000
Wesel Bayar – Jangka Pendek
275.000.000
275.000.000
350.000.000
Total Utang Jangka Pendek
1.202.500.000
1.300.800.000
1.300.000.000

Utang Bank – Jangka Panjang
900.000.000

1.200.000.000

900.000.000
Obligasi
800.000.000
800.000.000
800.000.000
Total Utang Jangka Panjang
1.700.000.000
2.000.000.000
1.700.000.000

Modal Saham
1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.000
Laba Ditahan
Ekuitas

1.897.500.000
2.897.500.000
2.492.800.000
3.492.800.000
3.400.000.000
4.400.000.000

Total Kewajiban & Ekuitas
5.800.000.000
6.793.600.000
7.400.000.000

Berdasarkan laporan keuangan PT Bintang Kejora tahun 2014 tersebut, jika dihitung tingkat pengembalian atas investasi dengan menggunakan metode Du Pont, maka akan diperoleh gambaran yang lebih lengkap. Berbagai data dalam laporan keuangan tersebut jika dimasukkan dalam bagan Du Pont akan menghasilkan perincian sebagai berikut :





 





B.            SAHAM, OBLIGASI DAN REKSADANA

1.      SAHAM
a.      Pengertian Saham
Instrumen atau yang biasa disebut dengan surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia merupakan instrumen dengan jangka waktu yang panjang, yaitu lebih dari satu tahun. Secara umum, instrumen utama pasar modal dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu saham, obligasi, dan reksa dana. Instrumen lain dalam pasar modal adalah waran dan sertifikat right.
Menurut Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Tanya Jawab Pasar Modal (2008 : 30) saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.
Adapun pengertian saham menurut Sri Susilo dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lain (2000 : 200) bahwa saham adalah sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Sedangkan menurut Astuti dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2005 : 49) saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Menurut Sumantoro dalam bukunya pengantar tentang pasara modal di Indonesia (1990 : 10) saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat / saham kolektif kepada pemilik, yaitu pemegang saham.
b.         Jenis-Jenis Saham
Saham didefinisikan sebagai surat berharga yang populer dan dikenal luas masyarakat. Menurut Darmadji Tjiptono dan Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Pasar Modal di Indonesia (2006 : 7) menjelaskan bahwa ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu :
1)   Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas :
a.    Saham biasa (common stock), yaitu saham menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
Jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)    Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.
b)    Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham.
c)    Dividen, jika perusahaan memperoleh untung dan disetujui dalam rapat umum pemegang saham.
d)    Hak memesan efek terlebih dahulu dilakukan sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat.

b.    Saham preferen (preferend stock), yaitu saham yang memiliki karateristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Oleh karena itu saham ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)   Pembayaran dividen dalam jumlah yang tidak berubah.
b)   Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.
c)   Dapat diubah menjadi saham biasa.
d)   Tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

2)   Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :
a.    Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama   pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b.    Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang  ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3)   Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas :
a.    Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.
b.    Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak  suka menekanlaba dan tidak memntingkan potensi pertumbuhan harga saham.
c.    Saham pertumbuhan (growth stock-ewll-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d.    Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti adanya.
e.    Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap lebih tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods).
c. Manfaat dan Resiko Investasi Saham
Manfaat yang didapatkan dari investasi pada saham adalah :
1) Dividen
Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan dan diusulkan oleh Dewan Direksi serta disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Jenis Dividen dibedakan menjadi:
a. Dividen TUnai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki.
b. Dividen Saham, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahaan tersebut, yaitu pada akhirnya akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.

2) Capitol Gain
Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham tersebut.
Contoh: Investor A membeli saham PT X yang listing di Bursa Efek Jakarta setahun yang lalu dengan harga Rp.3.600,00. Saat ini harga saham PT X telah meningkat menjadi Rp.3.750,00. Jika investor A menjual sahamnya pada harga tersebut, maka ia akan menikmati capital gain atau keuntungan sebesar Rp.350,00 per saham dengan asumsi tanpa perhitungan pajak dan komisi.

Resiko investasi pada saham adalah :
1) Tidak ada pembagian dividen
Jika emiten tidak dapat membukukan untung pada tahun berjalan atau Rapat Umum Pemegang Saham memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena lab yang diperoleh akan dipergunakan untuk ekspansi usaha.

2) Capital loss atau kehilangan modal
Investor akan mengalami kehilangan modal, jika harga beli saham lebih besar daripada harga jual.



3) Resiko Likuidasi
Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayar. Kondisi yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa, maka para pemegang saham tidak memperoleh apa-apa.

4) Saham delisting dari bursa
Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya di bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan.

2.      OBLIGASI
a.        Pengertian Obligasi
Obligasi adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan sejumlah uang kepada perusahaan saat ini.
Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat. Obligasi adalah satu sekuritas yang berdasarkan pada IOU dari penerbitnya. Obligasi ini tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik perusahaan. Contohnya, 10 tahun obligasi AT & T memberikan hak untuk menerima pembayaran kupon atau bunga secara periodik dan pokok atau face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan di perusahaan.
Banyak obligasi adalah Fixed-Rate Bond atau sekuritas yang berpendapatan tetap karena perjanjian pembayarannya berbentuk kontraktual dan tetap sepanjang waktu. Bagaimana pun beberapa obligasi membayar dalam bentuk variabel income dan mengacu pada Floating-Rate Bond. Jangka waktu obligasi tidak terlalu lama dan tidak terdapat risiko kebangkrutan, secara umum risiko dari obligasi itu tergolong rendah dengan return yang rendah pula. Biasanya obligasi kurang liquid daripada saham dan umumnya relatif tinggi cashflow secara periodik (untuk membayar bunga kepada pemegang obligasi) (Levy 28).

     b.    Karakteristik Obligasi
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
    Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.

2. Jangka waktu obligasi
           Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.

3.      Principal dan Coupon rate
Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun
kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.

4.      Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.

5.   Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah

c.  Jenis-Jenis Obligasi
Sekuritas pasar modal meliputi instrumen-instrumen yang lebih besar dari satu tahun dan isntrumen-instrumen yang tidak memiliki masa jatuh tempo. Secara umum, pasar ini terjadi karena adanya instrumen yang berisi sekumpulan aliran kas yang dijanjikan, atau menawarkan partisipasi untuk mendukung profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Dalam sekuritas pasar modal ni terdapat dua macam instrumen yaitu fixed income securities dan equity income securities.
Fixed income securities terbagi dua kategori besar yaitu:

1. Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond. (Levy 40-41)

2. Corporate Bond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur. (Timothy and Joseph 408).
 Jenis-jenis Corporate Bond adalah:
- Secured Bonds
  Secured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.
- Mortgage bonds
  Mortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).
- Unsecured bonds (Debentures)
  Unsecured bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan. Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari perusahaan penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors. Investor tidak memiliki hak atas harta perusahaan.
- Convertible bonds
  Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama. Biasanya sekuritas lain
tersebut adalah common stock.
- Variable-Rate bonds
  Obligasi yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti frekuensi bunga yang berlaku di pasar atau market rate index.
- Putable bonds
Putable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik obligasi.
- Junk bonds
  Junk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi yang memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment grade.
- International bonds
  International bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi dapat diperdagangkan dalam satuan mata uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut Eurobonds.
- Super Long-Term bonds
  Obigasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun.

d. Risiko-risiko dalam obligasi
1.      Interest-Rate Risk
Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga: Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna bahwa investor akan mengalami capital loss (missal investor menjual obligasi dibawah harga beli). Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate risk atau market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada umumnya dialami oleh investor pada pasar obligasi.

2.       Reinvestment Risk
Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan reinvestment risk.

3.      Call Risk
Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.

4.      Default Risk
Default Risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk dalam perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan dengan U.S Treaasury securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di pasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond.

5.       Inflation Risk
Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi. Contohnya jika investor membeli obligasi pada coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka purchasing power aliran kas secara nyata akan dikurangi.

6.      Exchange-Rate Risk
Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.

7.    Liquidity Risk
Liquidity atau marketable risk bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.

8.    Volatility Risk
Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk.

3. REKSADANA
a. Pengertian Reksadana
Pengertian Reksa Dana menurut pada Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
Reksadana ibaratnya adalah sebuah keranjang yang berisi berbagai macam saham yang dimiliki oleh sebuah manager investasi (MI). Saham yang berada didalamnya akan berbeda antara satu reksadana dengan reksadana lainnya, tergantung dari resep masing-masing MI.
MI tersebut akan menjual unit penyertaan mereka kepada masyarakat, dengan membeli unit penyertaan tersebut maka kita mempercayakan pengelolaan dana tersebut kepada mereka. Yang dimaksudkan dengan pengelolaan dana adalah MI akan melakukan transaksi jual beli saham di bursa yang hasil dari pengelolaan mereka akan tercermin dalam harga unit penyertaan yg biasa dikenal dengan NAV / NAB (Nilai Aktiva Bersih).
Berbeda dengan investasi saham, jenis investasi reksadana ini sangat cocok untuk dikelola bagi anda yang memiliki waktu terbatas secara investor strategy dengan menggunakan trading system yang tepat.
Dari definisi di atas, dapat disimpulan bahwa terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.
2.  Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi
Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti suratpengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio efek yang dikelola oleh reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis).
3.  Manager Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor
Manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yangmelakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Manager investasi bertanggung jawab mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana dan bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan investasi, mulai dari analisis investasi, pengambilan keputusan,  memonitor pasar, atau mengambil tindakan yang sekiranya diperlukan. MI harus mendapat ijin dari Bapepam LK. MI mendapat imbalan jasa dalam bentuk management feeperformance fee, dan entry/exit fee.

b.   Jenis-jenis Reksadana
Reksadana ada 4 jenis jika dikelompokan berdasarkan portofolionya.:
§  Reksadana Pendapatan tetap
Reksa dana dengan investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat hutang.
§  Reksadana Saham
Reksa dana dengan investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya diinvestasikan dalam efek bersifat ekuitas.
§  Reksadana Pasar Uang
Reksa dana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.
§  Reksadana Campuran
Reksa dana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksa dana lainnya
Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva Bersih” (NAB) reksadana tersebut.
NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksadana. NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
Kenali juga Keuntungan Investasi Reksadana dan Risiko Investasi Reksadana sebelum anda memulai melakukan investasi reksadana.


Sumber :
Rudianto, Akuntansi Manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2013






0 komentar:

Posting Komentar