A.
DU
PONT CHART
Berikut
contoh yang mungkin dapat memperjelas pemahaman tentang penggunaan ROI dengan
Metode Du Pont Chart sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan: Manajemen PT
Bintang Kejora, sebuah perusahaan distributor DVD Player yang berlokasi di
Jakarta, pada awal tahun 2015 menyajikan laporan keuangan tahun 2012, 2013, dan
2014 sebagai berikut untuk kebutuhan penilaian kinerja manajemen secara
keseluruhan :
Laporan
Laba Rugi
2012
|
2013
|
2014
|
|
Penjualan
|
18.840.000.000
|
23.880.000.000
|
29.630.000.000
|
Harga
Pokok Penjualan
|
(12.420.000.000)
|
(16.705.000.000)
|
(21.860.000.000)
|
Laba
Kotor
|
6.420.000.000
|
7.175.000.000
|
7.770.000.000
|
Beban
Operasi :
|
|||
#
Beban Pemasaran :
|
|||
-
Gaji dan Komisi Wiraniaga
|
322.400.000
|
390.800.000
|
482.000.000
|
-
Gaji Staff Pemasaan
|
216.800.000
|
236.000.000
|
276.000.000
|
-
Beban Iklan
|
884.000.000
|
954.000.000
|
1.112.000.000
|
-
Beban Pengiriman
|
344.800.000
|
455.600.000
|
612.000.000
|
(1.768.000.000)
|
(2.036.400.000)
|
(2.482.000.000)
|
|
#
Beban Administrasi dan Umum :
|
|||
-
Gaji Direksi
|
686.800.000
|
728.000.000
|
740.000.000
|
-
Gaji Karyawan
|
484.000.000
|
515.000.000
|
568.000.000
|
-
Beban Listrik dan Telepon
|
156.000.000
|
177.000.000
|
198.000.000
|
-
Beban Lain-lain
|
118.200.000
|
143.240.000
|
176.000.000
|
-
Beban Bunga Uang
|
522.450.000
|
594.216.000
|
495.720.000
|
(1.967.450.000)
|
(2.157.456.000)
|
(2.177.720.000)
|
|
Laba
Usaha
|
2.684.550.000
|
2.981.144.000
|
3.110.280.000
|
Pendapatan
dan Beban Lain :
|
|||
-
Pendapatan Bunga
|
18.200.000
|
22.400.000
|
26.000.000
|
-
Rugi Selisih Kurs
|
(22.400.000)
|
(37.800.000)
|
(43.000.000)
|
(4.200.000)
|
(15.400.000)
|
(17.000.000)
|
|
Laba
Sebelum Pajak
|
2.680.350.000
|
2.965.744.000
|
3.093.280.000
|
Pajak
|
(670.087.500)
|
(741.436.000)
|
(773.320.000)
|
Laba
Bersih
|
2.010.262.500
|
2.224.308.000
|
2.319.960.000)
|
Laporan
Posisi Keuangan
2012
|
2013
|
2014
|
|
Kas
|
1.606.100.000
|
1.779.000.000
|
2.330.000.000
|
Piutang
|
865.400.000
|
1.264.300.000
|
1.342.000.000
|
Persediaan
|
398.500.000
|
494.000.000
|
365.000.000
|
Surat
Berharga
|
245.000.000
|
280.000.000
|
390.000.000
|
Perlengkapan
Kantor
|
11.800.000
|
13.300.000
|
17.000.000
|
Total Aset Lancar
|
3.126.800.000
|
3.830.600.000
|
4.444.000.000
|
Peralatan
Kantor
|
158.700.000
|
192.000.000
|
210.000.000
|
Kendaraan
|
934.500.000
|
1.256.000.000
|
1.296.000.000
|
Bangunan
|
1.300.000.000
|
1.235.000.000
|
1.170.000.000
|
Tanah
|
280.000.000
|
280.000.000
|
280.000.000
|
Total Aset Tetap
|
2.673.200.000
|
2.963.000.000
|
2.956.000.000
|
Total Aset
|
5.800.000.000
|
6.793.600.000
|
7.400.000.000
|
Utang
Usaha
|
67.500.000
|
305.800.000
|
126.000.000
|
Utang
Bank – Jangka Pendek
|
860.000.000
|
720.000.000
|
824.000.000
|
Wesel
Bayar – Jangka Pendek
|
275.000.000
|
275.000.000
|
350.000.000
|
Total Utang
Jangka Pendek
|
1.202.500.000
|
1.300.800.000
|
1.300.000.000
|
Utang
Bank – Jangka Panjang
|
900.000.000
|
1.200.000.000
|
900.000.000
|
Obligasi
|
800.000.000
|
800.000.000
|
800.000.000
|
Total Utang Jangka
Panjang
|
1.700.000.000
|
2.000.000.000
|
1.700.000.000
|
Modal
Saham
|
1.000.000.000
|
1.000.000.000
|
1.000.000.000
|
Laba
Ditahan
Ekuitas
|
1.897.500.000
2.897.500.000
|
2.492.800.000
3.492.800.000
|
3.400.000.000
4.400.000.000
|
Total
Kewajiban & Ekuitas
|
5.800.000.000
|
6.793.600.000
|
7.400.000.000
|
Berdasarkan
laporan keuangan PT Bintang Kejora tahun 2014 tersebut, jika dihitung tingkat
pengembalian atas investasi dengan menggunakan metode Du Pont, maka akan
diperoleh gambaran yang lebih lengkap. Berbagai data dalam laporan keuangan
tersebut jika dimasukkan dalam bagan Du Pont akan menghasilkan perincian
sebagai berikut :
B.
SAHAM,
OBLIGASI DAN REKSADANA
1.
SAHAM
a.
Pengertian
Saham
Instrumen atau yang biasa disebut dengan surat-surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal Indonesia merupakan instrumen dengan jangka
waktu yang panjang, yaitu lebih dari satu tahun. Secara umum, instrumen utama
pasar modal dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu saham, obligasi, dan
reksa dana. Instrumen lain dalam pasar modal adalah waran dan sertifikat right.
Menurut Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Tanya Jawab Pasar Modal (2008
: 30) saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
seorang investor di dalam suatu perusahaan yang artinya jika seseorang membeli
saham suatu perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu
perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.
Adapun pengertian saham menurut Sri Susilo dalam bukunya Bank dan
Lembaga Keuangan Lain (2000 : 200) bahwa saham adalah sebagai tanda penyertaan
atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Sedangkan menurut Astuti dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan
(2005 : 49) saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian
modal pada suatu perseroan terbatas. Menurut Sumantoro dalam bukunya pengantar
tentang pasara modal di Indonesia (1990 : 10) saham adalah penyertaan dalam
modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut
dikeluarkan surat / saham kolektif kepada pemilik, yaitu
pemegang saham.
b.
Jenis-Jenis Saham
Saham didefinisikan sebagai surat berharga yang populer dan dikenal luas
masyarakat. Menurut Darmadji Tjiptono dan Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya
Pasar Modal di Indonesia (2006 : 7) menjelaskan bahwa ada beberapa sudut
pandang untuk membedakan saham, yaitu :
1) Ditinjau
dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas :
a. Saham biasa (common stock), yaitu
saham menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen
dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
Jenis ini
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan
jika perusahaan dilikuidasi.
b) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi
serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham.
c) Dividen, jika perusahaan memperoleh untung
dan disetujui dalam rapat umum pemegang saham.
d) Hak memesan efek terlebih dahulu dilakukan
sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat.
b. Saham preferen (preferend stock),
yaitu saham yang memiliki karateristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),
tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Oleh karena
itu saham ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Pembayaran
dividen dalam jumlah yang tidak berubah.
b) Hak
klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.
c) Dapat
diubah menjadi saham biasa.
d) Tidak
mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
2) Dilihat
dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :
a. Saham atas unjuk (bearer stock),
artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari
satu investor ke investor lain. Secara hukum siapa yang memegang saham
tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut
hadir dalam RUPS.
b. Saham atas nama (registered stock),
merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya
harus melalui prosedur tertentu.
3) Ditinjau dari kinerja perdagangan,
maka saham dapat dikategorikan atas :
a. Saham unggulan (blue-chip stock),
yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan
konsisten dalam membayar dividen.
b. Saham pendapatan (income stock), yaitu
saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar pada tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan
secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka
menekanlaba dan tidak memntingkan potensi pertumbuhan harga saham.
c. Saham pertumbuhan (growth
stock-ewll-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
d. Saham spekulatif (speculative stock),
yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan
yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti adanya.
e. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu
saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap lebih tinggi,
dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa resesi.
Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu
dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari
(consumer goods).
c.
Manfaat dan Resiko Investasi Saham
Manfaat yang
didapatkan dari investasi pada saham adalah :
1) Dividen
Dividen
adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
Jumlah dividen yang akan dibagikan dan diusulkan oleh Dewan Direksi serta
disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Jenis
Dividen dibedakan menjadi:
a. Dividen
TUnai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk
sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki.
b. Dividen
Saham, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk
saham baru perusahaan tersebut, yaitu pada akhirnya akan meningkatkan jumlah
saham yang dimiliki pemegang saham.
2) Capitol
Gain
Investor
dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham
tersebut.
Contoh:
Investor A membeli saham PT X yang listing di Bursa Efek Jakarta setahun yang lalu
dengan harga Rp.3.600,00. Saat ini harga saham PT X telah meningkat menjadi
Rp.3.750,00. Jika investor A menjual sahamnya pada harga tersebut, maka ia akan
menikmati capital gain atau keuntungan sebesar Rp.350,00 per saham dengan
asumsi tanpa perhitungan pajak dan komisi.
Resiko investasi pada saham adalah :
1) Tidak ada
pembagian dividen
Jika emiten
tidak dapat membukukan untung pada tahun berjalan atau Rapat Umum Pemegang
Saham memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena lab
yang diperoleh akan dipergunakan untuk ekspansi usaha.
2) Capital
loss atau kehilangan modal
Investor
akan mengalami kehilangan modal, jika harga beli saham lebih besar daripada
harga jual.
3) Resiko
Likuidasi
Jika emiten
bangkrut atau dilikuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim terakhir
terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayar. Kondisi
yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa, maka para
pemegang saham tidak memperoleh apa-apa.
4) Saham
delisting dari bursa
Karena
beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya di bursa, sehingga
pada akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan.
2. OBLIGASI
a.
Pengertian
Obligasi
Obligasi
adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar
bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir waktu
tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai
par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan sejumlah uang kepada perusahaan
saat ini.
Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat. Obligasi adalah satu sekuritas yang berdasarkan pada IOU dari penerbitnya. Obligasi ini tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik perusahaan. Contohnya, 10 tahun obligasi AT & T memberikan hak untuk menerima pembayaran kupon atau bunga secara periodik dan pokok atau face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan di perusahaan.
Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat. Obligasi adalah satu sekuritas yang berdasarkan pada IOU dari penerbitnya. Obligasi ini tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik perusahaan. Contohnya, 10 tahun obligasi AT & T memberikan hak untuk menerima pembayaran kupon atau bunga secara periodik dan pokok atau face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan di perusahaan.
Banyak
obligasi adalah Fixed-Rate Bond atau sekuritas yang berpendapatan tetap karena
perjanjian pembayarannya berbentuk kontraktual dan tetap sepanjang waktu.
Bagaimana pun beberapa obligasi membayar dalam bentuk variabel income dan
mengacu pada Floating-Rate Bond. Jangka waktu obligasi tidak terlalu lama dan
tidak terdapat risiko kebangkrutan, secara umum risiko dari obligasi itu
tergolong rendah dengan return yang rendah pula. Biasanya obligasi kurang
liquid daripada saham dan umumnya relatif tinggi cashflow secara periodik (untuk
membayar bunga kepada pemegang obligasi) (Levy 28).
b. Karakteristik Obligasi
b. Karakteristik Obligasi
1. Nilai
obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan
jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi
obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan
aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi
Setiap
obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity).
Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula
yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati
oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.
3.
Principal dan Coupon rate
Nilai
prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi
agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini
biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face
value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang
disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun.
Besarnya pembayaran bunga setiap tahun
kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.
kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.
4.
Jadwal pembayaran
Kewajiban
pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala
sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau
tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah
c. Jenis-Jenis Obligasi
Sekuritas
pasar modal meliputi instrumen-instrumen yang lebih besar dari satu tahun dan
isntrumen-instrumen yang tidak memiliki masa jatuh tempo. Secara umum, pasar
ini terjadi karena adanya instrumen yang berisi sekumpulan aliran kas yang
dijanjikan, atau menawarkan partisipasi untuk mendukung profitabilitas
perusahaan di masa yang akan datang. Dalam sekuritas pasar modal ni terdapat
dua macam instrumen yaitu fixed income securities dan equity income securities.
Fixed income
securities terbagi dua kategori besar yaitu:
1. Government Bond
Seperti
T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang
digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat
semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2
(dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh
temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu
pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga
tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga,
Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways,
sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe
Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond. (Levy 40-41)
2. Corporate Bond
Corporate
Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan
untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman
kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang
menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi
disebut kreditur. (Timothy and Joseph 408).
Jenis-jenis
Corporate Bond adalah:
- Secured
Bonds
Secured Bonds
adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.
- Mortgage bonds
- Mortgage bonds
Mortgage bonds adalah obligasi yang
penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).
- Unsecured
bonds (Debentures)
Unsecured bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki
jaminan. Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari
perusahaan penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok
pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka
pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors. Investor tidak memiliki hak
atas harta perusahaan.
-
Convertible bonds
Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki
kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik
obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang
sama. Biasanya sekuritas lain
tersebut adalah common stock.
tersebut adalah common stock.
-
Variable-Rate bonds
Obligasi yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti
frekuensi bunga yang berlaku di pasar atau market rate index.
- Putable
bonds
Putable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan
sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik obligasi.
- Junk bonds
Junk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah
obligasi yang memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena
obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment grade.
-
International bonds
International bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi
dapat diperdagangkan dalam satuan mata uang negara lain atau obligasi
diperdagangkan di negara lain dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya
disebut Eurobonds.
- Super
Long-Term bonds
Obigasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih
besar atau sama dengan 100 tahun.
d. Risiko-risiko dalam obligasi
1.
Interest-Rate Risk
Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang
berlawanan dari perubahan tingkat bunga: Jika tingkat suku bunga naik, maka
harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka
harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus menjual obligasi sebelum
jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna bahwa investor akan
mengalami capital loss (missal investor menjual obligasi dibawah harga beli).
Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate risk atau market risk. Risiko ini
merupakan risiko yang pada umumnya dialami oleh investor pada pasar obligasi.
2.
Reinvestment
Risk
Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya
perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan reinvestment risk.
3.
Call Risk
Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau
membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini
menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu
perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.
4.
Default Risk
Default Risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar,
artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami kebangkrutan. Akibat adanya
risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk dalam perdagangan di pasar
obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan dengan U.S Treaasury
securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di pasar obligasi
memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond.
5.
Inflation Risk
Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk
disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang diterima oleh investor
akibat dampak adanya security due inflasi. Contohnya jika investor membeli
obligasi pada coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka
purchasing power aliran kas secara nyata akan dikurangi.
6.
Exchange-Rate Risk
Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki
nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang
lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman
terjadi.
7. Liquidity Risk
Liquidity atau marketable risk bergantung pada
kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.
8. Volatility Risk
Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada
tingkat suku bunga dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi
tersebut. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga
obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk.
3. REKSADANA
a. Pengertian Reksadana
Pengertian
Reksa Dana menurut pada Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun
1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
Reksadana ibaratnya
adalah sebuah keranjang yang berisi berbagai macam saham yang dimiliki oleh
sebuah manager investasi (MI). Saham yang berada didalamnya akan berbeda antara
satu reksadana dengan reksadana lainnya, tergantung dari resep masing-masing
MI.
MI tersebut akan
menjual unit penyertaan mereka kepada masyarakat, dengan membeli unit
penyertaan tersebut maka kita mempercayakan pengelolaan dana tersebut kepada
mereka. Yang dimaksudkan dengan pengelolaan dana adalah MI akan melakukan
transaksi jual beli saham di bursa yang hasil dari pengelolaan mereka akan
tercermin dalam harga unit penyertaan yg biasa dikenal dengan NAV / NAB (Nilai
Aktiva Bersih).
Berbeda dengan investasi saham, jenis investasi reksadana ini
sangat cocok untuk dikelola bagi anda yang memiliki waktu terbatas secara
investor strategy dengan menggunakan trading system yang
tepat.
Dari definisi
di atas, dapat disimpulan bahwa terdapat tiga unsur penting dalam pengertian
Reksadana yaitu:
1. Adanya kumpulan dana
masyarakat, baik individu maupun institusi
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.
2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah
terdiversifikasi
Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti suratpengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio efek yang dikelola oleh reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis).
Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti suratpengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio efek yang dikelola oleh reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis).
3. Manager Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik
masyarakat investor
Manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yangmelakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yangmelakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Manager
investasi bertanggung jawab mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana dan
bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan investasi, mulai dari analisis
investasi, pengambilan keputusan, memonitor pasar, atau mengambil
tindakan yang sekiranya diperlukan. MI harus mendapat ijin dari Bapepam
LK. MI mendapat imbalan jasa dalam bentuk management fee, performance
fee, dan entry/exit fee.
b. Jenis-jenis Reksadana
Reksadana ada 4 jenis jika dikelompokan berdasarkan
portofolionya.:
§ Reksadana Pendapatan tetap
Reksa dana dengan
investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam
bentuk efek bersifat hutang.
§ Reksadana Saham
Reksa dana dengan
investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya diinvestasikan
dalam efek bersifat ekuitas.
§ Reksadana Pasar Uang
Reksa dana yang
investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang
dari satu tahun.
§ Reksadana Campuran
Reksa dana yang
mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap
yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksa dana lainnya
Pada
reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya
pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan
menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva
Bersih” (NAB) reksadana tersebut.
NAB (Nilai
Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil dari suatu
Reksadana. NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio
suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah
saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat
tersebut.
Kenali juga Keuntungan Investasi Reksadana dan Risiko Investasi Reksadana sebelum anda memulai
melakukan investasi reksadana.
Sumber :
Rudianto, Akuntansi Manajemen, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2013
http://www.zakapedia.com/2014/09/pengertian-saham-jenis-manfaat-dan.html
Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
http://nanangbudianas.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-dan-jenis-jenis-saham.html
Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/05/obligasi-pengertian-karakteristik-dan.html
Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
http://www.bisnisinvestasisaham.com/investasi-reksadana/pengertian-reksadana/
Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar