1.
Perdagangan internasional adalah
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain atas dasar kesepakatan bersama.
2.
Perdagangan internasional pada abad
pertengahan (16) di Eropa. Kareba jalur dari Eropa menuju Asia belum ditemukan,
sehingga hasil-hasil pertanian yang diperdagangkan. Orang-orang yang menguasai
perekonomian (tuan tanah) disebut laum feodalis.
3.
Pada abad 18 ditemukan jalan ke Timur.
Kebutuhan masyarakat dunia makin beragam (masa merkantilis) sehingga penduduk
dunia harus membuat masing-masing negaranya makmur. Ukuran kemakmuran pada masa
ini berupa logam mulia (emas).
4.
Manusia makhluk sosial sehingga diadakan
barter (tukar menukar barang dengan barang) yang merupakan aktivitas erdagangan
yang paling kuno. Perdagangan ala barter pada perkembangannya tlah
mempertemukan manusia dari segala penjuru belahan dunia, menyambungkan
utara-selatan timur-barat dengan latar belakang budaya yang berbeda (Timur,
Arab, Asia dan Barat) salah satu penghubungnya jalur sutra.
5.
Jalur sutra terdiri dari :
a. Timur
jauh (Gujarat, India, dan Arab)
b. Asia
(China)
c. Negara
bawah angin (Malaka dan Nusantara)
d. Eropa
Inilah awal interaksi perdagangan
(ekonomi) paling intens sekaligus menjadi pertemuan antar budaya-budaya
berbeda, suatu model perdagangan konvensional.
6.
Muncul uang yang semakin memudahkan
manusia dalam menjalankan aktivitas perdagangan (ekonomi) sebagai alat tukar
yang efektif dan efisien dan barter perlahan mulai ditinggalkan.
7.
Terbukanya jalur-jalur pekayaran baru
seperti Asia Tenggara dan Amerika Latin. Salah satu jalur yang menjadi
primadona terutama dalam kurun waktu sekitar abad ke-13 dengan abad ke-16 adalah
Asia Tenggara terutama Kepulauan Nusantara (Indonesia).
8.
Zaman Sriwijaya, Majapahit, hingga
Mataram adalah produsen rempah-rempah yang sebagian besar dibeli oleh pedagang
dari Cina, Arab, dan India dengan memanfaatkan jalur sutra kemudian mereka
menjualnya ke Eropa yang merupakan pasar potensial untuk perdagangan
rempah-rempah dengan keuntungan berlipat ganda.
9.
Pada awal abad ke-15, Erpa bukanlah
kawasan yang paling maju dan dinamis di dunia, Eropa merupakan aktor pasif
dalam perdagangan internasional dan mengandalkan kekuatan konstantinopel. Pada
tahun 1453, konstantinopel yang semula dikuasai Eropa kemudian ditaklukkan dan
dikuasai oleh Turki Ottoman.
10.
Penaklukkan konstantinopel merupakan
titik awal kebangkitan Eropa. Dalam situasi terdesak dengan kondisi perdagangan
yang diambil alih Turki Ottoman dan kebutuhan akan sumber daya alam untuk
kebutuhan ekonomi, maka muncul inisiatif melakukan ekspedisi-ekspedisi maritim
untuk menemukan sumber daya rempah-rempah. Kemajuan dalam bidang navigasi
perkapalan, geografi, astronomi, persenjataan, penemuan kompas dan peta
mempermudah ekspedisi-ekspedisi tersebut.
11.
Aura perang salib masih terasa dari
doktrin suci dengan dalam ekspedisi membawa semboyan 3G (Glory:Kekuasaan,
Gold:Kekayaan, dan Gospel:Menyebarkan Agama Kristen) yang menjadi mantra untuk
menaklukkan negeri bawah angin (Malaka dan Indonesia).
12.
Eksepedisi yang diadakan Eropa merupakan
usaha menemukan jalan menuju Mameluk (Maluku) yang menyimpan rempah—rempah oleh
bangsa Portugis pada tahin 1511 dibawah komando Alfonso de Al-buquerque, Portugis
dapat menguasai Malaka yang ketika itu merupakan jalur maritim perdagangaan
internasional teramai di dunia termasuk diantaranya jalur yang menghubungkan
negeri atas angin, Timur-Tengah, China, dan India dengan pemasok utama
rempah-rempah dari Kepulauan Nusantara.
13.
Teori perdagangan Internasional:
Teori
Klasik :
a. Absolute
Advantage dari Adam Smith, teori yang mendasarkan pada besaran riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni perdagangan
internasional.
Kelebihan : terjadinya perdagangan bebas
antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana
terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara.
Kelemahannya : apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka
perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
b. Comparative
Advantage dari John Stuard Mill, teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang
ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang
tersebut.
Kelebihan : dapat menerangkan beberapa
nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak
dapat diterangkan oleh teori absolute vintage.
Teori Modern :
a. Teori
Hecksher-Ohlin (H-O), menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara efektif.
Suatu negara melakukan perdagangan
karena memiliki keunggulan komparatif. Basis dari keunggulan komparatif : 1.
Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu
negara, 2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan didalam proses produksi.
b. Paradoks
Leontief, teori ini terjadi karena empat sebab 4 utama: 1. Intensitas faktor
produksi yang berkebalikan, 2. Tariff and non tariff barrier, 3. Perbedaan
dalam skill dan humam capital, dan 4. Perbedaan dalam sumberdaya alam.Kelebihan : jika suatu negara memiliki
banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika
suatu negara kurang memilik tenaga kerja kerja terdidik maka ekspornya akan
sedikit.
c. Teori
Opportunity Cost, digambarkan sebagai production possibility curve (PPC) yang
menunjukkan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara dengan sejumlah
faktor produksi secara full employment.
d. Offer
Curve/Reciprocal Demand (OC/RD), kurva yang menunjukkan kesediaan suatu negara
untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai
kemungkinan harga.
Kelebihan : masing-masing negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat
kepuasan yang lebih tinggi.
14.
Manfaat perdagangan internasional : 1.
Menjalin persahabatan antar negara, 2. Memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi di negeri sendiri, 3. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi, 4.
Memperluas pasar dan menambah keuntungan, 5. Transfer teknologi modern
perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
15.
Hambatan perdagangan internasional : 1.
Perbedaan mata uang antar negara, 2. Kualitas sumber daya yang rendah, 3.
Pembayaran antar negara sulit dan resikonya besar, 4. Adanya kebijaksanaan
impor dari suatu negara, 5. Terjadinya perang, 6. Adanya organisasi-organisasi
ekonomi regional.
SSumber: Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
SSumber: Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar